Pengertian Problematika Bimbingan dan Konseling (BK (BIMBINGAN KONSELING)
Wednesday, January 1, 2020
Add Comment
Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan. Adapun Bimbingan dan Konseling (BK (BIMBINGAN KONSELING)) adalah proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.
Jadi, problematika Bimbingan dan Konseling dapat diartikan sebagai masalah yang dihadapi dalam proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu yang dibimbing.
A. Macam-macam Problematika Bimbingan Konseling di Tingkat Sekolah
Adapun macam-macam problematika Bimbingan dan Konseling (BK (BIMBINGAN KONSELING)) di tingkat sekolah, dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Problematika Internal
Problematika Internal adalah masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor-faktor internal yang ditimbulkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor internal berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti:
Kesehatan
Rasa aman
Faktor kemampuan intelektual
Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri
Motivasi
Kematangan untuk belajar
Usia
Kematangan untuk belajar
Usia
Jenis kelamin
Latar belakang social
Kebiasaan belajar
Kemampuan mengingat
Dan kemampuan penginderaan seperti: melihat, mendengar atau merasakan.
Masalah belajar internal dapat bersifat :Biologis dan Psikologis.
Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut masalah yang bersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan dan sebagainya.
Sementara hal yang bersifat Psikologis adalah masalah yang bersifat psikis seperti perhatian, minat, IQ, konstelasi psikis yang terwujud emosi dan gangguan psikis.
2. Problematika Eksternal
Problematika Eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebaBK (bimbingan konseling)an ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti:
• Kebersihan rumah
• Udara yang panas
• Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat
• Alat-alat pelajaran yang tidak memadai
• Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah
• Kualitas proses belajar mengajar.
B. Memahami Problematika Bimbingan Konseling internal dan eksternal yang Terjadi di Tingkat Sekolah diantaranya:
1. Problematika Internal
a. Bimbingan dan konseling berpusat pada masalah permukaan saja
Pada umumnya usaha pemberian bantuan memang diawali dengan melihat gejala-gejala dan keluhan awal yang disampaikan oleh klien. Namun demikian, jika pembahasan masalah itu dilanjutkan, didalami, dan dikembangkan, seringkali ternyata bahwa masalah yang sebenarnya lebih jauh, lebih luas dan lebih pelik bukan apa yang sekedar tampak atau disampaikan itu.ketidak jelian konselor dalam memandang ini yang sering kali membuat layanan konseling diperuntukan untuk masalah permukaan yang timbul saja
b. Guru BK (BIMBINGAN KONSELING) belum begitu mampu mengembangkan profesionalitasnya sebagai konselor sekolah
Masih banyakanya siswa yanng belum bisa mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan belum maksimalanya pelaksanaan BK (BIMBINGAN KONSELING) disekolah baik dalam layanan bimbingan maupun pada saat konseli menunjukan rendahaya kemampuan guru BK (BIMBINGAN KONSELING) yang ada di sekolah.
c. Keterbatasan waktu dalam memberi layanan BK (BIMBINGAN KONSELING)
Rasio 1 guru BK (BIMBINGAN KONSELING) dengan peserta didik yang diatasi sekitar 1:150 sehingga bila disekolah hanya ada dua guru BK (BIMBINGAN KONSELING) berarti hanya mampu mengangani sekitar 300 peserata didik sedangakan satu sekolahan terkadang memiliki siswa lebih dari 600 selain itu pelaksaan BK (BIMBINGAN KONSELING) hanya diberikan waktu pada jam istirahat atau pada saat jam mata pelajaran BK (bimbingan konseling) dari hal itu apakah cukup dengan perbandingan rasio dan jumlah konselor sudah cukup untuk melaksanakan bimbingan dan konseling? tentunya secara nalar kita akan menjawab ”tidak”.
d. Keterbatasan informasi yang diberikan dalam memberikan layanan BK (BIMBINGAN KONSELING)
Kurang maksimalnya pemberian layanan bimbingan dan konseling disekolah terutama pada saat pemberian layanan BK (BIMBINGAN KONSELING), terkadang layanan BK (BIMBINGAN KONSELING) yang diberikan oleh konselor belum bisa menjawab indikator yang diperlukan oleh peserta didi dan kebutuhan peserta didik pada saat itu.
e. Kuranganya dukungan dari sistem yang ada di sekolah
Kurang maksimalnya guru BK (BIMBINGAN KONSELING) atau konselor sekolah dalam berkerja disekolah salah satunya kurang komunikasi antara guru kelas, wali kelas, kepala sekolah dan lain-lain yang masih di dalam lingkup sekolah dari hal ini bisa membuat konselor kurang bisa dengan segera dalam memberikan layanan konseling dan mendapat informasi yang cepat mengenai siswa.
f. Konselor tidak bisa menyampaikan layanan BK (BIMBINGAN KONSELING) layaknya sebagai seorang konselor.
Biasanya Layana BK (BIMBINGAN KONSELING) yang diberikan oleh konselor itu tidak ada melibatkan peserta didik dalam setiap layanannya sehingga ketika konnselor menyampaikan layanan tidak ada bedanya dengan orang yang menyapaikan penyuluhan saja sehingga layanan yang diberikan tidak dapat diserap dengan baik karean bersifat satu arah (hanya konselor yang berbicara) tanpa melibatakan peserta didik
g. Tidak tersedia bank data (data jenis-jenis perkerjaan)
Bingungnya konselor dalam memberikan layanan terutama dalam jenis layanan karir hal ini disebaBK (bimbingan konseling)an bank data tidak tersedia dengan baik bahkan saat ini dinas pendidikan dan depnaker juga tidak memiliki bank data padahal kalo di negri paman sham bank data disana tersedia dengan baik.
h. Konselor sering tidak bisa menjalin hubungan yang baik dengan pesrta didik
Gamabaran konselor yang sangat killer membuat siswa sering menghindar apabila bertemu dan berpapasan dengan konselor sekolah ditmabah lagi sangat minimnya waktu tatap muka anatara konselor dan peserta didik diman konseor hanya masuk satu kali dalam 1 minggu itu dengan waktu yang sangat minim dari hal ini yang bisa membuat salah satu factor mengapa konselor kurang bisa mejadi mitra atau teman bagi setiap pesrta didik yang ada disekolah hal ini bisa ditambah dengan sifat konselor yang sanagat dingin terhadap dengan harapan peserta didik menjadi segan terhadap konselor.
i. Berkerja di bawah tekanan
Ketidak berdayaan konselor dibanding dengan kekuasan kepala sekolah yang terkadang menganggap BK (BIMBINGAN KONSELING) sebagai bagian dari pengajaraan sehingga dengan keterpaksaan konselor mengajar dalam mata pelajaran yang itu merupakaan bukan dari bidang keahliannya dan hal ini diperkeruh dengan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan yang semakin membunuh tugas konselor memandirikan menjadi mengajar.
0 Response to " Pengertian Problematika Bimbingan dan Konseling (BK (BIMBINGAN KONSELING)"
Post a Comment